Hutan Kalimantan, adalah salah satu wilayah dengan laju deforestasi tercepat di Indonesia dan dunia. Menurut data yang dirilis Forest Watch Indonesia berjudul ‘Potret Keadaan Hutan Indonesia Periode Tahun 2000-2009′ laju deforestasi hutan Kalimantan mencapai 0,55 juta hektar per tahun. Berdasar proyeksi ini, hingga tahun 2020 jika tidak dilakukan langkah untuk menghentikan laju hilangnya tutupan hutan, maka hutan di Kalimantan akan tinggal tersisa 21,29 juta hektar saja.
Lewat program Heart of Borneo yang meliputi negara Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam, Asian Development Bank mengucurkan dana sebesar 4,5 juta dollar untuk membantu upaya konservasi hutan Kalimantan yang kian kritis, yang nantinya dana tersebut akan dialokasikan sebagai bentuk dukungan untuk memperkuat pembuatan kebijakan dan institusi untuk meningkatkan pengelolaan hutan dan keragaman hayati yang berkelanjutan, dan meningkatkan kapasitas badan-badan pemerintah untuk mengembangkan penghidupan masyarakat yang berkelanjutan.
Selain itu lewat program ini diharapkan juga pengelolaan hutan dilakukan untuk menghentikan laju pencurian kayu di salah satu hutan hujan tropis yang masih tersisa di bumi ini.
Setiap tahun, setidaknya sekitar 1 juta kubik kayu diselundupkan dari wilayah ini, dan mengancam keragaman hayati lokal, menghancurkan penghidupan masyarakat lokal serta menyebabkan biaya yang lebih tinggi untuk mengembalikan kondisi hutan kembali seperti sedia kala.
Kawasan Heart of Borneo sendiri adalah kawasan yang menjadi gantungan hidup bagi 12 juta orang yang ada di wilayah ini.
Seperti dirilis dalam situs pernyataan terbaru mereka, Heart of Borneo menargetkan turunnya laju kehilangan hutan hingga tahun 2016 seluas 2%, menekan hingga 5% perburuan satwa liar, serta pembentukan kerangka kebijakan nasional dan agenda reformasi untuk pengelolaan sumber daya hutan.
Proyek ini sendiri akan dilakukan oleh Kementerian Kehutanan Republik Indonesia mulai September 2013 mendatang hingga Agustus 2016. Bantuan teknis untuk pemerintah Indonesia termasuk di dalamnya adalah bantuan dari Climate Change Fund Asian Development Bank dan dari Regional Cooeration and Integration Fund.
Selain proyek Heart of Borneo, ADB juga mendukung upaya mengatasi eksosistem kritis di Greater Mekong Subregion Core Environment Program dan Biodiversity Corridor Initiative serta Coral Triangle Initiative untuk melestarikan terumbu karang di kawasan Asia Pasifik yang termasuk ke dala segitiga terumbu karang dunia.
Sumber : Forumhijau.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar